Uji Gula Darah, Kolesterol dan Asam Urat



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Penyakit Diabetes Melitus dikenal masyarakat sebagai penyakit gula atau kencing manis, yaitu penyakit yang terjadi pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah sebagai akibat kekurangan insulin tau reseptor insulin tidak berfungsi dengan baik. Penyakit Diabetes Melitus (DM) bukanlah penyakit menular, tidak dapat disembuhkan namun dapat dikendalikan atau dikelola yaitu dengan mengontrol kadar gulanya dengan cara mengatur asupan makanan dan aktifitas fisik sehingga terjadi keseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori.
Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi.
Pengaruh langsung dari masalah gula darah. Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia. Bila levelnya tinggi, yang disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapatmenyebabkan masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf.
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh.
Kadar kolesterol HDL diatas 60 berarti sangat baik. Makin tinggi kadar kolesterol HDL, makin rendah resiko untuk mendapat serangan jantung atau stroke. Kadar kolesterol LDL yang baik adalah lebih rendah dari 130, dan semakin rendah, akan semakin baik. Pemeriksaan kadar kolesterol paling baik dilakukan setelah berpuasa selama 12 jam. Pemeriksaan darah juga akan mengukur komponen darah seperti trigliserida.
Asam urat merupakan penyakit yang diakibatkan dari konsumzi zat purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang. Di Indonesia 32 % serangan gout terjadi pada pria usia di bawah 34 tahun. Penderita asam urat (gout) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan terjadi kecenderungan di derita pada usia yang semakin muda. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya pemeriksaan uji gula darah, kolestrol, dan asam urat sehingga dapat diketahui bahaya yang disebabkan oleh karena kelebihan atau kekurangan dari kadar dula darah, kolesterol, dan asam urat.
1.2        Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari praktikum uji gula darah, asam urat dann kolestrol  sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui teknik uji kualitas gula darah, kolestrol dan asam urat.
2.      Untuk mengetahui jumlah kadar gula darah, kolestrol dan asam urat.
1.3    Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah untuk dapat mengetahui tekhnik uji pemeriksaan gula darah sehingga dapat diketahui bahaya dari gula darah, kolesterol dan asam urat yang terlalu tinggi, dan dapat bertindak  preventif atau pencegahan agar terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1     Diabetes melitus
A.    Pengertian  Diabetes melitus
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber Daya Manusia. Penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu, tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, sistem saraf, hati, mata dan ginjal (Supriadi, 2006).
B.     Epidemologi
Secara epidemiologi DM seringkali tidak terdeteksi. Berbagai faktor genetik, lingkungan dan cara hidup berperan dalam perjalanan penyakit diabetes. Ada kecenderungan penyakit ini timbul dalam keluarga. Disamping itu juga ditemukan perbedaan kekerapan dan komplikasi diantara ras, negara dan kebudayaan (Hariyati, 1995).
Dari segi epidemiologi, ada beberapa jenis diabetes. Dulu ada yang disebut diabetes pada anak, atau diabetes juvenilis dan diabetes dewasa atau “maturity-onset diabetes”. Karena istilah ini kurang tepat, sekarang yang pertama disebut DM tipe 1 dan yang kedua disebut DM tipe 2. Ada pula jenis lain, yaitu diabetes melitus gestasional yang timbul hanya pada saat hamil, dan diabetes yang disebabkan oleh karena kerusakan pankreas akibat kurang gizi disebut MRDM (Malnutrition Related DM) atau Diabetes Melitus Terkait Malnutrisi (DMTM) (Hariyati, 1995).

C.    Etiologi
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin (Lim, 2009).
Penderita diabetes mellitus tipe I (diabetes yang tergantung kepada insulin) menghasilkan sedikit insulin atau sama sekali tidak menghasilkan insulin. Sebagian besar diabetes mellitus tipe I terjadi sebelum usia 30 tahun. Para ilmuwan percaya bahwa faktor lingkungan (mungkin berupa infeksi virus atau faktor gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal) menyebabkan sistem kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas. Untuk terjadinya hal ini diperlukan kecenderungan genetik. Pada diabetes tipe I, 90% sel penghasil insulin (sel beta) mengalami kerusakan permanen. Terjadi kekurangan insulin yang berat dan penderita harus mendapatkan suntikan insulin secara teratur (Lim, 2009).
D.    Patologi
Seperti suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti sel  yang rusak. Disamping itu juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat berfungsi dengan baik. Energi sebagai bahan bakar itu berasal dari bahan makanan yang terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak (Sarni, 1999).
Di dalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk kedalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar.  Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk dulu kedalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin (suatu zat/hormon yang dikeluarkan oleh sel beta pankreas) memegang peranan yang sangat penting yaitu bertugas memasukan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar. Insulin yang dikeluarkan oleh sel beta dalam pulau-pulau Langerhans (kumpulan sel yang berbentuk pulau di dalam pankreas dengan jumlah ± 100.000) yang jumlahnya sekitar 100 sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel, untuk kemudian dimetabolisir menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak dapat masuk sel. Dan akibatnya glukosa akan tetap berada didalam pembuluh darah, yang artinya kadarnya didalam darah meningkat. Dalam keadaan seperti ini tubuh akan menjadi lemas karena tidak ada sumber energi di dalam sel. Inilah yang terjadi pada DM tipe 1. Tidak adanya insulin pada DM tipe 1 karena pada jenis ini timbul reaksi otoimun yang disebabkan karena adanya peradangan pada sel beta (insulitis). Insulitis bisa disebabkan karena macam-macam diantaranya virus, seperti virus cocksakie, rubela, CMV, herpes, dan lain-lain. Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah dewasa (Sarni, 1999).
E.     Diagnosa
Diagnosa DM harus didasarkan  atas pemeriksaan kadar glukosa darah, tidak dapat ditegakan hanya atas dasar adanya glukosuria saja. Dalam menentukan diagnosa DM harus diperhatikan asal bahan darah yang diambil dan cara pemeriksaan yang dipakai. Untuk diagnosa DM, pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa dengan cara enzimatik dengan bahan darah kapiler (Anggraeni, 2007).
Diagnosis diabetes dipastikan bila:
a.    Terdapat keluhan khas diabetes (poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya) disertai dengan satu nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu ≥200 mg/dl atau glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl).
b.    Terdapat keluhan khas yang tidak lengkap atau terdapat keluhan tidak khas (lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, disfungsi ereksi, pruritus vulvae) disertai dengan dua nilai pemeriksaan glukosa darah tidak normal (glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl dan atau glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl yang diperiksa pada hari yang sama atau pada hari yang berbeda) (Anggraeni, 2007).
F.     Pengobatan
1.       Ace Maxs
Ace Maxs merupakan obat herbal multikhasiat dengan kandungan utamanya yaitu perpaduan antara buah manggis dan daun sirsak yang memiliki kemampuan luar biasa dalam membantu anda mengatasi penyakit kronis seperti diabetes. Dan berikut adalah uraian mengenai khasiat luar biasa dari kandungan Ace Maxs sebagai obat diabetes melitus herbal (Tris, 2003).
Manggis ( GarciniaMangostana L ) Manfaat Kulit manggis diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit karena di dalam kulit manggis dapat menghasilkan senyawa xanthone, yaitu zat yang terbentuk dari hasil isolasi kulit buah manggis. Kadarnya mencapai 123,97 mg per ml. Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Senyawa xanthone dapat menangkal radikal bebas dan mencegah kerusakan sel sehingga proses degenerasi sel terhambat (Tris, 2003).
2.      Teh hijau
Banyak orang yang sudah mengetahui manfaat teh hijau untuk menurunkan berat badan. Namun sebenarnya ada banyak manfaat lain dari teh hijau, lebih dari sekedar membantu menurunkan berat badan. Salah satu dari sekian banyak manfaat teh hijau adalah untuk membantu mengontrol kadar gula darah seseorang. Sebelum kita melihat manfaat teh hijau lebih lanjut, mari kita pelajari terlebih dahulu apa yang terkandung dalam teh hijau ini (Susino, 2000).
Bila kita melihat dari banyaknya penelitain mengenai teh hijau dan manfaatnya, maka dapat dipastikan bahwa sebagian besar manfaatnya didapatkan dari Polifenol. Polifenol adalah senyawa fitokimia yang merupakan antioksidan yang juga turut berperan serta dalam memberikan rasa pahit pada teh tersebut. Secara umum ada 4 senyawa polifenol dalam teh hijau yaitu Epicatechin, Epicatechin Gallate, Epigallocatechin, dan Epilogallocatechin Gallate (Susino, 2000).
2.2        Kolestrol
A.    Pengertian Kolestrol
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh (Cory, 2008).
Kadar kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah disebut hiperkolesterolemia. Ada beberapa jenis kolesterol. Pertama, low densitas lipoprotein (LDL) yang disebut pula kolesterol jahat. LDL mengandung 75 persen kolesterol dan hanya sedikit protein. LDL berperan untuk mengalirkan kolesterol ke seluruh tubuh. Kadar LDL yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak di dinding arteri. Jenis kolesterol berikutnya adalah high-density lipoprotein (HDL), dikenal sebagai kolesterol baik. HDL mengandung banyak protein dan mengalirkan 20-30 persen kolesterol ke seluruh tubuh. HDL berperan untuk membuang kelebihan kolesterol dari sel dan dinding arteri serta membawa kolesterol kembali ke hati untuk dibuang. Ada pula yang disebut trigliserida, yang berperan dalam penyimpanan lemak dan berpengaruh dalam pembentukan lipoprotein kaya kolesterol. Lipoprotein kaya kolesterol inilah yang menyebabkan kolesterol tinggi serta meningkatkan pembentukan gumpalan darah (Cory, 2008).
B.     Epidiemologi
Pada umumnya kolesterol sangat dibutuhkan oleh tubuh kita untuk membuat hormon dan vitamin D, namun jika kadar kolesterol yang terdapat dalam tubuh terlalu tinggi tentu saja hal itu sangat beresiko dan tentunya sangat membahayakan.kolesterol yang berlebihan dan tidak digunakan sebagaimana fungsinya, akan bercampur dengan darah dan kolesterol yang terlalu banyak menumpuk dalam darah dapat menyebabkan terjadinya endapan-endapan lemak yang menempel pada dinding pembuluh darah yang pada akhirnya akan memutuskan aliran pada jantung terputus sehingga dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung atau bahkan peredaran darah pada otak terhambat yang dapat memicu terjadinya penyakit stroke. Itu sebabnya mengapa penyakit kolesterol menjadi salah satu penyebab terjadinya penyakit berbahaya. Maka dari itu, pola hidup yang sehat menjadi modal penting agar kita terhindar dari penyakit berbahaya lainnya (Jetz, 1991).
C.    Etiologi
Kadar kolesterol darah bisa dipengaruhi oleh apa yang kita makan. Jika kolesterol yang ada lebih banyak dibanding mekanisme alami tubuh untuk menghadapinya, kolesterol bisa menempel dinding dalam pembuluh darah, membuatnya jadi lebih sempit. Karena digunakan oleh hati untuk menghasilkan kolesterol, konsumsi lemak jenuh dalam jumlah berlebihan bisa meningkatkan kadar kolesterol darah secara signifikan. Daging merah berlemak dan produk susu merupakan sumber utama kolesterol dan lemak jenuh dari makanan. Selain itu, lemak jenuh yang telah digunakan atau telah digoreng, diasap, diawetkan, atau disimpan, juga tepung telur dan moldly cheese (sering ditemukan pada makanan siap saji), mengandung jumlah oksi-kolesterol yang tinggi dan meningkatkan kadar kolesterol darah (Santi, 2001).
D.    Patologi
Kolesterol adalah komponen dari membran sel dan merupakan prekursor untuk hormon steroid dan asam empedu yang disintesis oleh sel-sel tubuh dan diserap dengan makanan. Kolesterol diangkut dalam plasma melalui lipoprotein, yaitu kompleks antara lipid dan apolipoproteins (Trina, 2005).
Ada empat kelas lipoprotein : lipoprotein densitas tinggi (HDL), lipoprotein densitas rendah (LDL), lipoprotein densitas sangat rendah (VDRL) dan kilomikron. Sementara LDL terlibat dalam transportasi kolesterol ke sel perifer, HDL bertanggung jawab atas penyerapan kolesterol dari sel.  Empat kelas lipoprotein yang berbeda menunjukkan hubungan yang berbeda untuk aterosklerosis koroner. LDL-kolesterol (LDL-C) memberikan kontribusi untuk pembentukan plak aterosklerotik dalam arteri intima dan sangat terkait dengan penyakit jantung koroner (PJK) dan mortalitas (Trina, 2005).
E.     Pencegahan
Mengatasi kadar kolestrol tinggi dapat dilakukan dengan perubahan gaya hidup dan pendekatan obat resep. Perubahan gaya hidup yang mempengaruhi kadar kolestrol anda adalah dengan mengontrol berat badan, olahraga dan diet (Muniati, 1998)
F.     Pengobatan
Berdasarkan penelitian, di dalam kulit manggis terdapat senyawa xanthone yang merupakan antioksidan tertinggi dan bahkan antioksidannya melebihi vitamin C dan E. Xanthone adalah senyawa berkhasiat untuk penangkal radikal bebas dan dapat menetralisir zat beracun yang ada di dalam tubuh. Radikal bebas berbahaya bagi tubuh karena bisa menimbulkan endapan pada pembuluh darah yang akhirnya bisa menyebabkan penyumbatan dan sangat beresiko dalam menyebabkan penyakit jantung (Michael, 1990).
Dengan anti-oksidan, radikal bebas yang berperan dalam penyumbatan tersebut akan ditangkap dan dikeluarkan dari tubuh. Selain itu, xanthone bermanfaat untuk kesehatan kardiovaskuler semisal mengatasi penyakit jantung, hipertensi dan juga trombosis. Xanthone berfungsi melebarkan pembuluh darah dan melancarkan peradaran darah sehingga mengurangi penumpukan lemak yang menjadi penyebab jantung koroner. Dengan aktivitas antioksidan yang dimiliki kulit manggis, manggis mampu mencegah terjadinya oksidasi pada LDL (Low Density Lipoprotein) yang merupakan kolesterol jahat sehingga LDL tidak dapat menyebabkan kerusakan atau penyumbatan pada pembuluh darah (Michael, 1990).
2.3        Asam urat
A.    Pengertian Asam urat
Penyakit asam urat merupakan penyakit yang diakibatkan dari konsumzi zat purin secara berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan meradang (Darwin, 2000).
B.     Epidemologi
Pada umumnya menyerang laki-laki (90%) usia dewasa muda sekitar 40 tahun, sedangkan pada wanita penyakit ini lebih banyak menyerang mereka yang telah mengalami menopause. Hal ini disebabkan karena Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause (Anton, 2010).
Mengapa asam urat cenderung dialami pria? Ini karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersbut (Anton, 2010).
C.    Etiologi
Kadar purin yang meningkat dalam tubuh adalah faktor utama terjadinya asam urat, baik yang berasal dari makanan maupun gangguan metabolisme. Apabila asam urat sudah berlebih dan sudah terjadi penumpukan didalam persendian maka akan dirasakan nyeri yang tak tertahankan (Olive, 2006)
Purin adalah zat yang terkandung dalam setiap bahan makanan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, pada saat kita mengkonsumsi maka zat purin tersebut pindah kedalam tubuh kita. Selain itu juga purin dihasilkan dari perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu. Sehingga menjadi penyebab utama penyakit asam urat karena asam urat sendiri merupakan sisa metabolism zat purin yang berasal dari makanan yang dikonsumsi dan juga merupakan hasil samping dari pemecahan sel darah (Olive, 2006).
D.     Patologi
Pada awalnya gejala asam urat dirasakan biasanya pada persendian dan ini dirasakan selama beberapa hari, dan setelah itu rasa nyeri itu akan hilang sampai kembali lagi menyerang kita. Ini yang perlu kita waspadai jangan sampai itu terjadi pada diri kita (Fayaz, 2007).
Gejala asam urat disebabkan karena kristalisasi asam urat yang terbentuk dalam sendi-sendi perifer sehingga akan merasakan nyeri pada persendian. Ini dikarenakan daerah persendian tersebut lebih dingin daripada dipusat tubuh. Dan biasanya dalam suhu yang dingin urat cenderung membeku. Gejala lainnya dimana asam urat biasa terjadi akibat kristalisasi dalam persendian ini adalah rasa kesemutan yang sangat parah (Fayaz, 2007).
E.     Diagnosa
Ada 3 jenis pemeriksaan untuk membantu diagnosis  gout, yakni:
1.      Pemeriksaan fisik
2.       Pemeriksaan laboratorium, meliputi :
-          Pemeriksaan / analisis cairan sendi atau cairan synovial
-          Pemeriksaan rutin lain: Asam Urat, Blood Urea Nitrogen (BUN), dan Kreatinin serum / urin tampung 24 jam.
3.      Pemeriksaan radiologis (Fayaz, 2007).
F.     Pengobatan
Pengobatan penyakit gout dapat dibagi dalam 2 tahap :
1.    Tahap penekanan serangan radang sendi akut , biasanya dengan menggunakan obat-obatan seperti Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) dan kortikosteroid oral atau injeksi sendi, kolkisin, kompres dingin.
2.    Menggunakan obat penurun asam urat darah, seperti alopurinol dan probenesid (Karati, 2000).

BAB III
METODOLOGI
3.1         Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat praktikum uji gula darah, kolestrol, dan asam urat adalah :
Hari/Tanggal      : Sabtu, 1 Juni 2013
Jam                     : 13.00 WITA - Selesai
Tempat               : Laboratorium   Terpadu     Fakultas    Kedokteran   dan  Ilmu
                               Kesehatan Universitas Tadulako.
3.2        Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum uji gula darah, kolestrol, dan asam urat yaitu :
3.2.1  Alat
1.      Blood Lancet
2.      Strip (glukosa, asam urat dan kolestrol)
3.      Nesco multi check
3.2.2  Bahan
1.      Sampel darah (sampel darah A, sampel darah B, dan sampel darah C)
2.      Alkohol 70%
3.      Kapas
3.3        Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam praktikum uji gula darah, asam urat, kolestrol adalah :
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Mensterilkan tangan menggunakan alkohol 70%.
3.      Mengambil sampel darah A, B dan C
4.      Mengukur sampel menggunakan nesco multi check.
5.      Melihat nilai kadar dari uji gula darah, asam urat dan kolestrol.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1        Hasil Pengamatan
No
Sampel
Kadar gula
Kadar kolestrol
Kadar asam urat
Keterangan
1
Sampel I
122 mg/dl
175 mg/dl
4,6 mg/dl
Kadar gula tinggi
2
Sampel II
131 mg/dl
low
5,9 mg/dl
Kadar gula dan asam urat tinggi
3
Sampel III
106 mg/dl
136 mg/dl
5,3 mg/dl
Kadar gula tinggi

4.2        Pembahasan
Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan praktikum uji gula darah yang bertujuan untuk mengetahui jumlah gula darah normal dalam tubuh. Pada praktikum ini menguji nilai Diabetes Militus, asam urat, dan kolestrol.
Adapun hal yang pertama dilakukan adalah mensterilkan tangan dengan menggunakan alkohol 70%, mengambil sampel darah dari 3 praktikan dengan cara menusuk jari menggunakan lancet, kemudian memeriksanya dengan nesco multicheck, pada uji kolestrol membutuhkan waktu selama 1 menit untuk mengetahui hasil dari nilai dari kolestrol tersebut.
Dari hasil pengamatan yang didapatkan, pada sampel darah pertama diperoleh kadar gula darah bernilai 122 mg/dl, asam urat bernilai 4,6 mg/dl, kolestrol bernilai 175 mg/dl. Berdasarkan literatur yang ada, kadar gula darah nilai normalnya 96 mg/dl jadi jika dilihat dengan hasil pengamatan, pada orang tersebut beresiko terkena penyakit diabetes mellitus. Pada asam urat nilai normalnya yaitu 5,6 mg/dl jadi, jika dilihat dengan hasil pengamatan, pada orang tersebut memiliki asam urat yang rendah. Pada kolestrol nilai normalnya 196 mg/dl jadi, jika dilihat dengan hasil pengamatan, pada orang tersebut memiliki kolesterol yang rendah.  
Sampel darah kedua diperoleh kadar gula darah bernilai 131 mg/dl, asam urat bernilai 5,9 mg/dl, dan kolesterol bernilai sangat rendah. Berdasarkan literatur yang ada, kadar gula darah nilai normalnya 96 mg/dl jadi jika dilihat dengan hasil pengamatan, pada orang tersebut beresiko terkena penyakit diabetes mellitus. Pada asam urat nilai normalnya yaitu 5,6 mg/dl jadi, jika dilihat dengan hasil pengamatan, pada orang tersebut memiliki asam urat yang normal. Pada kolesterol nilai normalnya 196 mg/dl jadi, jika dilihat dengan hasil pengamatan, pada orang tersebut memiliki kolestrol yang sangat rendah.
Sampel darah ketiga diperoleh kadar gula darah bernilai 106 mg/dl, asam urat bernilai 5,3 mg/dl, dan kolesterol bernilai 136 mg/dl. Berdasarkan literatur yang ada, kadar gula darah nilai normalnya 96 mg/dl jadi jika dilihat dengan hasil pengamatan, pada orang tersebut beresiko terkena penyakit diabetes mellitus. Pada asam urat nilai normalnya yaitu 5,6 mg/dl jadi, jika dilihat dengan hasil pengamatan, pada orang tersebut memiliki asam urat yang normal. Pada kolesterol nilai normalnya 196 mg/dl jadi, jika dilihat dengan hasil pengamatan, pada orang tersebut memiliki kolestrol yang rendah.
Adapun cara pencegahan dari penyakit diabetes melitus antara lain pola makan sehari-hari harus seimbang dan tidak berlebihan, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh, olahraga secara teratur, menjaga agar tubuh kita lebih banyak bergerak jangan banyak berdiam diri, berat badan dalam batas normal, tidur yang cukup, hindari stres dan Hindari obat-obatan yang dapat menimbulkan diabetes (diabetogenik). Cara  pencegahan dari penyakit asam urat antara lain kontrol makanan yang dikonsumsi, banyak minum air putih, dengan banyak minum air putih, kita dapat membantu membuang purin yang ada dalam tubuh, hindarilah mengonsumsi makanan yang  mengandung banyak purin, makanan laut, makanan kaleng, daging, minuman dan makanan yang mengandung alkohol seperti bir dan anggur.


BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari praktikum uji gula darah, kolestrol dan asam urat adalah :
1.         Tehnik dalam uji gula darah, kolesterol dan asam urat yaitu  dengan cara mengambil blood lancet dan ditusukkan ke jari tangan dan darah yang keluar di ambil dan diletakkan pada masing-masing strip pengujian (gula darah, asam urat dan kolesterol), dan melihat kadar gula darah, kolesterol dan asam urat pada alat Nesco multicheck.
2.         Pada hasil pengamatam yang diperoleh, pada sampel I diperoleh hasil pada kadar gula darah 122 mg/dl, kolesterol 175 mg/dl dan asam urat 4,6 mg/dl. Pada sampel II diperoleh hasil kadar gula darah 131mg/dl, kolestrol  bernilai rendah dan pada asam urat 5,9 mg/dl. Pada sampel III diperoleh hasil kadar gula darah 106 mg/dl, kolesterol 136 mg/dl dan asam urat 5,3 mg/dl.
5.2   Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itu kerja sama antara asisten dengan praktikan harus ditingkatkan, terutama dalam membimbing praktikan agar praktikan dapat dengan benar dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum. 
DAFTAR PUSTAKA.
Anggraini. 2007. Biologi Jilid 2. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
Anton. 2010. Psikologi Komunikasi. CV Remaja Karya. Bandung.
Cori, 2008. Struktur Glukosa. Dikutip dari tulisan Ananda. Hormon Pengatur Glukosa. 1999. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Darwin, 2000. Gout diet isn't a treatment. Dikutip dari tulisan Ikhsan. Gout is a type of arthritis. 2002. Universitas Indonesia. Jakarta. (http://journal.ui.ac.id/index.php/science/article/download/474/470).
Fayaz, 2007.  Management of Diabetes Mellitus. Springer Publishing Company LLC. New York. (http://anyleite.wordpress.com/2013/02/13/pengujian-sifat-biokimia/).
Hariyati, 1995. Uji kualitas darah. Dikutip dari tulisan Taufik. Uji gula darah. 2000. Universitas Indonesia. Jakarta. (http://staff.ui.ac.id/internal/1308050290/material/konsepkolesterol.pdf)
Jetz, 1991. Monosakarida. Erlangga. Jakarta.
Karati, 2000. Blood cholesterol. Dikutip dari tulisan Putri. Cholesterol drug. 2001. Universitas Sumatera Utara. Medan. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1935/1/09E01452.pdf)
Lim, 2009. Analisis kesehatan. Dikutip dari tulisan Sudirman. Diabetes melitus. 2007. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. (http://digilib.ugm.ac.id/public/UGM-Undergraduate-13440-Paper.pdf).
Michael, 1990. Gout disease of kings. East Sussex : Brunner-Routledge. (http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/JIPK/article/download/390/401)
Muniati, 1998. Gout Is Diagnosed. Dikutip dari tulisan Monika. Characterized gout. 2009. Bandung. (http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-farikhatul-5689-2-babii.pdf)
Olive, 2006. About Cholestrol. John Wiley & Sons. New York. (http://eprints.unika.ac.id/221/1/LAPORAN_Penelitian_DM.pdf)
Santi, 2001. Gula Monosakarida. Dikutip dari tulisan Handri Putra. Gula Darah Alami. 2003. Universitas Airlangga. Surabaya.
Sarni, 1999.  Analisis kesehatan. PT Grasindi. Jakarta.
Supriadi,  2006. Biologi 1. PT gramedia. Jakarta.
Susisno. 2000.  Analisis Penyakit. Dikutip dari tulisan Ardiansyah. Glukosa Darah. 2005. Universitas Padjajaran. Bandung.
Trina, 2005. Gout Symptoms. Dikutip dari tulisan Arif Maulana. Gout including. 2005. Universitas Indonesia. Jakarta.
Tris,  2003.  Sistem Imun. CV Remaja Karya. Bandung.










Read Users' Comments (2)